Kolom

Dari Target 3,91 Juta KL, Serapan FAME Hingga Oktober 2,42 Juta KL

JAKARTA - Penyaluran bahan baku B20 atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sampai pada 24 Oktober 2018 sudah sebesar 2,42 juta kilo liter (KL) baik untuk PSO maupun non-PSO dari target 3,91 juta KL.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengakui, program B20 ini memang belum optimal, tetapi ia bisa mengklaim bahwa pelaksanaanya membaik.

Sepanjang pemberlakuan perluasan penerapan B20 ini, salah satu kendala penyaluran FAME masih berkutat di logistik, karena dari sisi produksi sudah ada cukup, penerimaan untuk disalurkan pun relatif siap. 

"Memang ada beberapa yang perlu bantuan artinya belum ada tanki dan fasilitas untuk pencampuran dan diantaranya menyangkut logistik berupa kapal," terang Rida kepada media saat dijumpai di kantornya, di Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Lebih lanjut, Rida menjelaskan, untuk mengatasi masalah ini maka pemerintah akan melakukan konfigurasi ulang, agar antara pasokan dan permintaanya bisa lebih efisien dan sesuaikan dengan pasokan (kapal, kesiapan dermaga dan blending facility, dan tanki penyimpanan). Pola ini dinilai lebih banyak efektif dan ini paling lambat 1 Januari untuk 2019 itu harus sudah di bawah konfigurasi ini. 

Adapun, Rida mengungkapkan, untuk Pertamina pun masih ada beberapa titik yang belum siap dari sisi tanki FAME-nya. Untuk itu, lanjut Rida, akan disediakan floating storage yang tersedia di kilang pertamina yang belum ada tanki khusus FAME.

Selain itu, lanjut Rida, pemerintah juga telah melakukan konfigurasi ulang dengan mengurangi titik pengiriman FAME untuk Pertamina, dari 86 titik menjadi 10 titik, yang terdiri dari enam kilang Pertamina, yakni kilang Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Kasim (Papua), ditambah dengan empat terminal BBM (TBBM) Pertamina, yaitu TBBM Pulau Laut, Tuban, Sambas, dan Medan.

"10 titik ini untuk tujuan pengiriman FAME, pencampurannya pun juga di situ. Untuk Sambas dan Medan sepertinya ini titik impor," pungkas Rida.*


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar